BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Melon merupakan tanaman
buah semusim yang termasuk dalam famili Cucurbitaceae. Buah melon banyak
disukai karena rasanya yang manis serta aroma yang khas. Buah yang masak dapat
langsung dikonsumsi segar atau diolah menjadi kue, puding, dan aneka hidangan
lain. Saat ini dikenal beberapa jenis melon dengan karakteristik yang beragam
baik yang hibrida maupun yang non hibrida.
Di Eropa melon
diperkenalkan sejak awal tahun Masehi. Jenis melon yang pertama kali ditanam
(dikembangkan) adalah Cucumis melo var. Reticultus, yang diduga melon tipe liar
dari Asia dan Afrika. Jenis melon ini populer dengan sebutan “Muskmelon“.
Di Amerika Serikat
melon mulai populer tahun 1540. Jenis melon yang berkembang di kawasan ini
adalah C. melo var. cantelupensis yang didatangkan dari Eropa. Jenis melon ini
populer disebut “Canteloupe atau Cantaloupe”. Pada ahun 1871 dihasilkan melon
tipe baru yaitu C. melo inodorous yang kemudian disebut “Casaba-melon“.
Dalam perkembangan
selanjutnya, melon menyebar luas ke seluruh dunia. baik ditanam di daerah
beriklim sedang (sub tropis) maupun papan (tropis). Jenis melon yang berkembang
di berbagai negara semakin banyak ragamnya, baik bentuk buah, warna kulit buah,
warna daging buah. maupun aroma dan citarasanya. Akibat kemajuan yang cukup
pesat di bidang teknologi perbenihan, dewasa ini banyak dihasilkan berbagai
varietas melon hibrida. Beberapa negara yang menaruh perhatian besar terhadap
perakitan varietas melon hibrida antara lain Amerika Serikat, Jepang, Taiwan,
Thailand, Selandia Baru, Korea, Spanyol, Jerman, dan Belanda.
Sebelum tahun 1980-an.
tanaman melon sudah dibudidayakan di daerah Bogor, Saat itu para petani melon
masih terbatas pada kalangan tertentu saja dan konsumennya terkonsentrasi di
kota-kota besar, Sebagai jenis buah pendatang baru, melon yang dihadirkan pada
periode tahun 1980 — 1990 dikategorikan “buah mewah” (eksklusif)
Daya tarik melon
mempunyai kharisma tersendiri di kalangan konsumen maupun produsen (petani).
Permintaan pasar (konsumen cenderung terus meningkat dari waktu ke waktu,
karena makin digemari oleh berbagai kalangan masyarakat. Celah dan peluang
pasar ini dimanfaatkan oleh para petani dan pengusaha tani untuk membudidayakan
melon di berbagai wilayah atau daerah.
Mulai tahun 1990-an. melon berkembang
pesat di propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dewasa ini melon sudah lebih
memasyarakat di Indonesia, sehingga pembudidayaannya makin meluas ke luar pula
Jawa.
1.2 Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah :
a)
Bagaimana karakteristik tumbuhan melon
?
b)
Bagaimana
syarat tumbuh tumbuhan melon ?
c)
Bagaimana teknik budidaya dan pemeliharaan tumbuhan
melon ?
d)
Bagaimana hama dan penyakit
pada tumbuhan melon?
e)
Bagaimana proses pengolahan panen dan pasca
panen tumbuhan melon?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam
penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui karakteristik
tumbuhan melon
b. Untuk
mengetahui syarat tumbuh tumbuhan melon
c. Untuk
mengetahui jenis teknik budidaya dan pemeliharaan tumbuhan melon
d. Untuk
mengetahui hama dan penyakit pada tumbuhan
melon
e. Untuk
mengetahui proses pengolahan panen dan pasca panen tumbuhan melon
BAB III
PEMBAHASAN
2.1.
Karakteristik Tanaman Melon
Tanaman
melon merupakan tanaman semusim atau setahunan yang bersifat merambat atau
menjalar dengan bantuan alat pemegang berbentuk lilin. Tanaman melon ini
terdiri 2 dauan tembaga sehingga termasuk dalam kelas tumbuhan dikotil.
a.
Akar, Tanaman ini memiliki perakaran
tunggang terdiri dari atas akar utama
dan akar literal. Panjag akar utama dari pangkal batang mencapai 15-20 cm.
sedangkan akar sekunder keluar dari serabut akat di sebut akar tersier,
penyebaran akan ini mencapai 35-45 cm.
b.
Batang, Tanaman ini memiliki bantang
berwarna hijau muda dengan berbentuk bersegi lima berlekuk dengan 3-7 lekukan
dan bergaris tengah 8 – 15 cm. memiliki berhulu dan terdapat buku atau ruas –
ruas yang melekat pada tangkai daun.
c.
Daun, Tanaman ini memiliki daun berwarna
hjau berbentuk dbercangkao atau menjari bersudut lima. Berlekuk 3-5 lekukan dan
ebrgaris tengah 8-15 cm. Daun tanaman memiliki permukaan kasar, dan susunan
daun berselang-seling.
d.
Bunga, Tanaman ini memiliki bunga yang
tumbuh di ketiak daun, bunga jantan berbentuk secara berkelompok 3-6 buah.
Bunga jantan akan muncul pda ketiak daun yang di topang dengan tangkai pipih
panjang dan hanya terdiri dari mahkota bunga dan benang sari serta tidak
memiliki bakal buah. sedangkan bunga betina muncul pada ruas percabangan di
ketiak daun terdiri dari bunga, putik dan bakal buah. setelah itu kedua itu
akan akan menyerbuk dengan bantuan angin sehingga akan menjadi bakal buah.
e.
Buah, Tanaman ini memiliki buah yang
terdiri dari kulit buah, daging buah, dan biji. Kulit buah tidak terlalu tebal
1-2 mm, tetapi keras dan kuat. Kulit ini memiliki lapisan yang tersusun epidermis,
mesodermis dan endodermis. Bentuk buah melon ini bulat, lonjong dan lainnya
dengan memiliki warna hijau, kuning dan juga ada kehijaua tua. Sedangkan daging
buah berwarna hijau, kuning keputihan dan juga jingga.
f.
Biji, Tanaman melon memiliki biji berwrna
coklat muda, panjang 0.9 mm dan berdiameter 0.4 mm. Dalam satu buah melon
terdapat biji sekitar 500 – 600 biji.
2.2.
Syarat Tumbuh Tanaman Melon
Syarat tumbuh
tanaman melon yaitu sebagai berikut :
1. Iklim
1)
Angin yang bertiup cukup keras dapat
merusak pertanaman melon, dapat mematahkan tangkai daun, tangkai buah dan
batang tanaman.
2)
Hujan yang terus menerus akan
menggugurkan calon buah yang sudah terbentuk dan dapat pula menjadikan kondisi
lingkungan yang menguntungkan bagi patogen. Saat tanaman melon menjelang panen,
akan mengurangi kadar gula dalam buah.
3)
Tanaman melon memerlukan penyinaran
matahari penuh selama pertumbuhannya.
4)
Tanaman melon memerlukan suhu yang sejuk
dan kering untuk pertumbuhannya. Suhu pertumbuhan untuk tanam melon antara
25–30 derajat C. Tanaman melon tidak dapat tumbuh apabila kurang dari 18
derajat C.
5)
Kelembaban udara secara tidak langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman melon. Dalam kelembaban yang tinggi tanaman
melon mudah diserang penyakit.
2. Media Tanam
1)
Tanah yang baik untuk budidaya tanaman
melon ialah tanah liat berpasir yang banyak mengandung bahan organik untuk
memudahkan akar tanaman melon berkembang. Tanaman melon tidak menyukai tanah
yang terlalu basah.
2)
Tanaman melon akan tumbuh baik apabila
pH-nya 5,8–7,2.
3)
Tanaman melon pada dasarnya membutuhkan
air yang cukup banyak. Tetapi, sebaiknya air itu berasal dari irigasi, bukan
dari air hujan.
3. Ketinggian Tempat
Tanaman melon dapat tumbuh dengan cukup
baik pada ketinggian 300–900 meter dpl. Apabila ketinggian lebih dari 900 meter
dpl tanaman tidak berproduksi dengan optimal.
2.3.
Teknik Budidaya Dan Pemeliharaan Tanaman Melon
Langkah-langkah
budidaya melon sebagai berikut :
2.3.1. Pembibitan
1)
Persyaratan Benih, Tanaman melon yang
sehat dan berproduksi optimal berasal dari bibit tanaman yang sehat, kuat dan
terawat baik pada awalnya. Benih direndam kedalam larutan Furadam dan Atonik
selama 2 (dua) jam. Benih yang baik berada di dasar air, dan benih yang kurang
baik akan mengapung di atas permukaan air. Oleh sebab itu pembibitan merupakan
kunci keberhasilan suatu agribisnis melon.
2) Penyiapan Benih, hal yang harus diperhatikan
dalam penyiapan benih yaitu:
a. Pengadaan
benih secara generatif , Fase generatif ditandai dengan keluarnya bunga. Pada
fase ini tanaman memerlukan banyak unsur fosfor untuk memperkuat akar dan
membentuk biji pada buah. Pada fase ini apabila tanaman dalam kondisi sehat
maka jaring-jaring pada buah diharapkan muncul secara merata. Untuk mendukung
pertumbuhan generatif, tanaman disemprot dengan pupuk daun Complesal super
tonic (merah) dengan konsentrasi 2 gram/liter seminggu sekali. Untuk mencegah
kekurangan unsur kalsium dan boron maka tanaman disemprot dengan pupuk daun
Ferti-cal dengan konsentrasi 2 ml/liter atau CaB dengan konsentrasi 2 ml/liter.
b. Pengadaan
benih secara vegetatif (Kultur Jaringan), Dengan metoda kultur jaringan,
pemilihan media tanam dan sumber eksplan yang digunakan haruslah tepat agar
memberikan hasil yang maksimal. Media dasar yang dipakai tersusun dari
garam-garam berdasarkan susunan Murashige & Skoog (1962) dengan penambahan
thiamin 0,04 mg/liter, myo-inositol 100 mg/liter, surkosa 30 gram/liter
berbagai kombinasi hormon tanaman yang ditambahkan sesuai dengan perlakuan.
Media dibuat dalam bentuk padat dengan penambahan agar bacto 8 gram/liter, pH
media dibuat 5,7 dengan penambahan NaOH atau HCl 0,1 N. sterilisasi media
dilakukan dengan autoklaf bertekanan 17,5 psi, suhu 120 derajat C selama 30
menit.Tanaman yang didapat dari kultur jaringan membentuk bunga jantan dan
bunga betina separti halnya tanaman yang didapat dari biji.
c. Sumber
benih, Untuk menanam melon kita harus mengetahui sumber benihnya terlebih
dahulu. Sebaiknya selalu menggunakan benih asli (F1 hibrid).
d. Cara
penyimpanan benih, Benih harus disimpan ditempat yang kering dan tempat untuk
menyimpan benih dapat dibuatkan rumah pembibitan yang sederhana karena
mengingat umur benih hanya selama 10–14 hari, karena untuk melindungi benih
tanaman yang masih muda dari terik sinar matahari, air hujan, dan serangan hama
maupun penyakit. Alas rumah pembibitan, tempat polibag diletakkan dilapisi
kertas koran agar perakaran bibit tidak menembus ke dalam tanah.
e. Kebutuhan
benih, Benih yang dibutuhkan sesuai dengan luas tanam ditambah 10% untuk
cadangan penyulaman.
f. Perlakuan
benih, Benih melon memerlukan perlakuan yang lebih sederhana dibandingkan
dengan benih semangka non-biji. Hal ini karena kulit melon cukup tipis sehingga
tidak memerlukan perlakuan ekstra. Perlakuan untuk benih melon adalah
pencucian, perendaman, serta pemeraman benih.
3) Teknik
Penyemaian Benih di lakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Cara
dan Waktu Penyemaian, Benih melon yang akan disemaikan, direndam terlebih
dahulu di dalam air selama 2–4 jam. Kemudian benih disemaikan pada kantong
plastik, yang telah diisi tanah dan pupuk kandang yang dicampur dengan
perbandingan 5:1. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya
menghadap ke bawah. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan
perbandingan 2:1 yang telah disiapkan, agar tanaman dapat tumbuh dengan baik,
tidak mudah rebah. Untuk merangsang perkecambahan benih dengan menciptakan
suasana hangat maka tutuplah permukaan persemaian dengan karung goni basah.
Apabila kecambah telah muncul kepermukaan media semai (pada hari ke-3 atau
ke-4) maka karung goni dapat dibuka.
b. Pembuatan
Media Semai, Melon termasuk tanaman yang tidak terlalu menuntut media semai
yang khusus untuk pembibitannya. Medianya dapat dibuat dengan berbagai variasi,
contohnya dengan mencampurkan tanah, pasir dan pupuk kandang atau kompos, asal
perbandingannya sesuai misalnya 1:1:1. Untuk mendapatkan hasil bibit melon yang
kekar dan sehat maka komposisi media semai yang tepat terdiri dari campuran
tanah, pupuk kandang, pupuk SP-36 atau NPK ditambah dengan insektisida
karbofuran.
4) Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian, Setelah benih disemai di polybag akan tumbuh menjadi
calon bibit, dan harus mendapatkan pemeliharaan yang baik agar menjadi bibit
melon yang sehat dan kekar.
a) Cara dan
Waktu Penyiraman, Bibit dipersemaian di siram setiap pagi hari. Mulai dari
kecambah belum muncul sampai bibit muncul kepermukaan tanah. Untuk penyiraman
digunakan tangki semprot. Saat menyemprot untuk penyiraman jangan terlalu kuat
karena akan mengikis tanah media dan melemparkan benih atau kecambah keluar
dari polibag. Apabila daun sejati keluar, penyiraman bibit baru dapat dilakukan
embrat atau gembor. Saat cuaca panas, tanah pada polybag kering dan penyiraman
perlu diulangi pada sore hari, jangan menyiram bibit tanaman pada siang hari
karena akan menyebabkan air dan zat-zat makanan tidak dapat terserap akibatnya
bibit menjadi kurus, kering dan layu.
b) Penjarangan, Penjarangan
dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan bibit-bibit yang sehat dan kekar untuk
ditanam. Penjarangan ini mulai dilakukan 3 hari sebelum penanaman bibit ke
lapangan. Bibit yang mempunyai pertumbuhan seragam dikumpulkan menjadi satu.
Bibit-bibit yang pertumbuhannya merana disingkirkan dan tidak ditanam.
c) Pemupukan, Untuk
pertumbuhan vegetatif bibit dapat dipacu dengan penyemprotan pupuk daun yang
mengandung unsur nitrogen tinggi. Pupuk daun cukup dilakukan satu kali, yaitu
pada saat umur bibit 7–9 HSS dengan konsentrasi 1,0–1,5 gram/liter. Pupuk akar
berupa pupuk kimia maupun pupuk organik tidak perlu ditambahkan selama
pembibitan karena pupuk akar yang diberikan pada media semai telah mencukupi.
d) Pemberian
Pestisida Pada Masa Pembibitan, Pada masa pembibitan penyemprotan pestisida
dilakukan apabila dianggap perlu. Konsentrasi penuh akan menyebabkan daun-daun
bibit melon ini terbakar (plasmolisis). Penyomprotan ini dilakukan terutama
pada saat 2-3 hari sebelum bibit ditanam dilapangan. Contoh pestisida yang
digunakan adalah Insektisida Dicarzol 0,5 g/liter dan fungisida Previcur N 1,0
ml/liter.
5) Pemindahan Bibit
Bibit melon
dipindahkan ke lapangan apabila sudah berdaun 4–5 helai atau tanaman melon
telah berusia 10–12 hari. Cara pemindahan tidak berbeda dengan cara pemindahan
tanaman lainnya, yaitu kantong plastik polibag dibuang secara hati-hati lalu
bibit berikut tanahnya ditanam pada bedengan yang sudah dilubangi sebelumnya,
bedenganpun jangan sampai kekurangan air.
2.3.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan, hal yang perlu dipersiapkan
dalam pengolahan media tanam yaitu :
a. Pengukuran
pH Tanah, Pengukuran pH tanah dengan menggunakan alat pH meter. Tanah yang akan
di ukur dibasahi terlebih dahulu. Pengambilan sampel dilakukan di 10 titik yang
berbeda, kemudian dihitung pH rata-rata.
b. Analisis
Tanah, Berdasarkan fakta di lapangan tanaman melon dapat ditanam pada berbagai
jenis tanah terutama tanah andosol, latosol, regosol, dan grumosol, asalkan
kekurangan dari sifat-sifat tanah tersebut dapat dimanipulasi dengan
pengapuran, penambahan bahan organik, maupun pemupukan.
c. Penetapan
Waktu/Jadwal Tanam, Penetapan waktu tanam berkaitan dengan perkiraan waktu panen
suatu varietas melon yang ditanam dan waktu panen varietas melon lainnya.
Misalnya waktu tanam melon pada bulan Maret adalah varietas ten me, April
varietas aroma, Mei varietas new century (hamiqua) dan seterusnya sehingga
petani/pengusaha agribisnis perlu menjadwal waktu tanaman varietas melon yang
dikehendaki pelanggan.
d. Penetapan
Luas Areal Penanaman, Penetapan luas penanaman berkaitan erat dengan pemilikan
modal, luas lahan yang tersedia, musim dan permintaan pasar. Tanaman melon yang
diusahakan di lahan terbuka di musim hujan akan rusak terserang penyakit karena
terguyur hujan terus-menerus. Maka penanaman melon di musim hujan lebih
diarahkan dengan sistem hidroponik
e. Pengaturan
Volume Produksi, Pengaturan volume produksi berkaitan erat dengan perkiraan
harga pada saat panen dan permintaan pasar. Cara penanaman melon dilakukan
secara bertahap. Misalnya penanaman pertama 20% di lokasi A, kedua 40% di
lokasi B, dan ketiga 40% di lokasi C. Interval penanaman berkisar 2 minggu.
Pengaturan ini lazim dilakukan pada agribisnis melon dengan sistem hidroponik.
Untuk menjaga kontinuitas produksi, biasanya interval tanamnya berselang 1-2
minggu.
2. Pembukaan Lahan
a. Pembajakan, Untuk
penanaman melon di dataran menengah-tinggi, struktur tanah biasanya sudah
sangat remah sehingga tidak memerlukan pembajakan. Lahan yang dibajak harus
digenangi air lebih dahulu selama semalam, kemudian keesokan harinya dilakukan
pembajakan ini cukup untuk membalik tanah sehingga cukup dilakukan sekali
dengan kedalaman balikan sekitar 30 cm.
b. Penggarukan dan
Pencangkulan Lahan Serta Waktu Lahan Siap Tanam, Untuk pencangkulan dan
penggarukan, keadaan tanahnya harus cukup kering. Karena kita bisa mudah
membentuk tanah yang semula berbongkah-bongkah dan cukup liat, tanah yang
beremah-remah dan cukup sarang (mudah diserap air). Dengan tanah tersebut akan
menguntungkan tanaman. Selain perakarannya mudah menembus tanah, juga akan
mudah bernapas. Cara-cara pencangkulan adalah sebagai berikut:
a)
Mula-mula lakukan pembalikan tanah (tanahnya masih
berbongkah-bongkah.
b)
Tanah dari hasil pencangkulan pertama dihaluskan atau dihancurkan,
dengan kedalaman ± 30–50 cm. (untuk dua kali cangkulan)
c)
Pencangkulan dilakukan kalau keadaan tanahnya betul-betul sudah
dikategorikan ke dalam tanah berat. Jika tidak, sekali cangkul tanah sudah
cukup beremah dan kita dapat mengerjakan pekerjaan yang lain.
3)
Pembentukan Bedengan
a. Cara Pembuatan, Selama
5–7 hari lahan dibiarkan kering setelah dibajak (atau dibalik). Proses ini akan
membuat tanah menjadi lengket dan berbongkah sehabis dibajak menjadi agak
hancur karena mengalami proses pengeringan matahari dan penganginan. Selama
proses tersebut beberapa senyawa kimia yang beracun dan merugikan tanaman dan
akan hilang perlahan-lahan. Setelah kering, bongkahan tanah dibuat petakan
dengan tali rafia untuk membentuk bedengan dengan ukuran panjang bedengan
maksimum 12–15 m; tinggi bedengan 30–50 cm; lebar bedengan 100–110 cm; dan
lebar parit 55–65 cm.
b. Bentuk Bedengan, Bedengan
dibentuk dengan cara mencangkuli bongkahan tanah menjandi struktur tanah yang
remah/gembur. Bila telah bentuk bedengan terlihat, baik itu bedengan
kasar/setengah jadi bedengan tersebut dikeringanginkan lagi selama seminggu
agar terjadi proses oksidasi/penguapan dari unsur-unsur beracun ada hingga
menghilang tuntas.
c. Ukuran dan Jarak
Bedengan, Dengan panjang maksimum 15 m tersebut akan memudahkan perawatan
tanaman dan mempercepat pembuangan air, terutama di musim hujan. Tinggi
bedengan dibuat sesuai dengan musim dan kondisi tanah. Pada musim hujan tinggi
bedengan 50 cm agar perakaran tanaman tidak terendam air jika hujan deras. Dan
pada musim kemarau tinggi bedengan cukup 30 cm, karena untuk memudahkan perawatan
pada saat bedengan digenangi. Parit dibuat dengan lebar 55–65 cm adalah untuk
memudahkan perawatan pada saat penyemprotan, pemasangan ajir, maupun penalian.
4) Pengapuran
Dengan pengapuran akan menambah unsur hara kalsium yang diperlukan
untuk dinding sel tanaman. Pengapuran dapat menggunakan dolomit/calmag
(CaCO3MgCO3) kalsit/kaptan (CaCO3). Setelah diperoleh pH rata-rata, penentuan
kebutuhan dapat dilakukan dengan menggunakan data berikut ini :
1. < 4,0 (paling asam): jumlah kapur
>10,24 ton/ha
2. 4,2 (sangat asam): jumlah kapur 9,28 ton/ha
3. 4,6 (asam): jumlah kapur 7,39 ton/ha
4. 5,4 (asam): jumlah kapur 3,60 ton/ha
5. 5,6 (agak asam): jumlah kapur 2,65 ton/ha
6. 6,1 – 6,4 (agak asam): jumlah kapur
<0,75 ton/ha
5) Pemasangan Mulsa Plastik Hitam-Perak (PHP)
Mulsa PHP yang terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan berwarna
perak di bagian atas dan warna hitam dibagian bawah dengan berbagai keuntungan.
Warna perak pada mulsa akan memantulkan cahaya matahari sehingga proses
fotosintesis menjadi lebih optimal, kondisi pertanaman tidak terlalu lembab,
mengurangi serangan penyakit, dan mengusir serangga-serangga penggangu tanaman
seperti Thirps dan Aphids. Sedangkan warna hitam pada mulsa akan menyerap panas
sehingga suhu di perakaran tanaman menhadi hangat. Akibatnya, perkembangan akar
akan optimal. Selain itu warna hitam juga mencegah sinar matahari menembus ke
dalam tanah sehingga benih-benih gulma tidak akan tumbuh (kecuali teki dan anak
pisang). Pemasangan mulsa PHP sebaiknya dilakukan pada saat panas matahari
terik agar mulsa dapat memuai sehingga menutup bedengan dengan tepat. Teknis
pemasangannya cukup oleh 2 orang untuk satu bedengan. Caranya tariklah kedua
ujung mulsa pada bedengan, kaitkan salah satu ujungnya pada bedengan
menggunakan pasak penjepit mulsa kemudian ujung yang satunya. Setelah kedua
ujung mulsa PHP terkait erat pada bedengan, dengan cara bersamaan tariklah
mulsa pada kedua sisi bedengan setiap meternya secara bersamaan. Kaitkan kedua
sisi mulsa dan bedengan dengan pasak penjepit tadi sehingga seluruh sisi mulsa
terkait rapat pada bedengan. Setelah selesai pemasangan, bedengan-bedengan
dibiarkan tertutup mulsa PHP selama 3–5 hari sebelum dibuat lubang tanam.
Tujuan agar pupuk kimia yang diberikan dapat berubah menjadi bentuk tersedia
sehingga dapat diserap tanaman.
2. 3.3. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam,
Tanaman melon merupakan tanaman semusim yang biasa ditanam dengan pola
monokultur.
b. Pembuatan Lubang Tanam,
Untuk membuat lubang tanam dengan menggunakan pelat pemanas atau memanfaatkan
bekas kaleng susu kental. Plat pemanas yang berupa potongan besi dengan
diameter 10 cm, dibuat sedemikian rupa hingga panas yang ditimbulkan dari arang
yang dibakar mampu melubangi mulsa PHP dengan cepat. Model penanaman dapat
berupa dua baris berhadap-hadapan membentuk segi empat ati dia baros
berhadap-hadapan membentuk segi tiga.
c. Cara Penanaman, Bibit
yang telah di semai + 3 minggu dipindahkan kedalam besar beserta medianya. Akar
tanaman diusahakan tidak sampai rusak saat menyobek polibag kecil. Cetakan
tanah yang telah berisi bibit melon, diletakkan pada lubang yang telah ditugal
dan diusahakan agar tidak pecah/hancur karena bisa mengakibatkan kerusakan akar
dan tanaman akan layu jika hari panas.
2. 3.4. Pemeliharaan
Tanaman
a. Penjarangan dan
Penyulaman, Penjarangan dan penyulaman dilakukan bila dalam waktu 2 (dua)
minggu setelah tanam bibit tidak menunjukkan pertumbuhan normal. Tanaman
dicabut beserta akarnya kemudian diganti dengan bibit/tanaman baru. Hal ini
sebaiknya dilakukan pada sore hari agar tanaman muda ini dapat lebih
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyulaman dan penjarangan biasanya
dilakukan selama 3 – 5 hari, karena kemungkinan dalam seminggu pertama masih
ada tanaman lainnya yang perlu disulam. Saat setelah selesai penjarangan dan
penyulaman tanaman baru harus disiram air.
b. Penyiangan, Pada
budidaya melon sistem mulsa PHP penyiangannya dilakukan pada lubang tanam dan
parit di antara dua bedengan. Gulma yang tidak dibersihkan menyebabkan lingkungan
pertanaman lembab sehingga merangsang penyakit. Gulma juga dapat sebagai inang
hama dan nematoda yang merugikan.
c. Pembubunan, Untuk
pembubunan pertama-tama kita lakukan adalah pemupukan awal dan mensterilkan
lahan di situ. Tujuannya adalah setelah tanah diolah dan dipupuk, tanah akan
menjadi subur dan akan terbebas dari hama dan penyakit. Saat melakukan
pemupukan, tanah yang sebelumnya sudah diolah, telah dikelentang selama 2
minggu. Dengan begitu, diharapkan tanah yang cukup lama terkena terik matahari
tersebut, cukup sehat untuk ditanami.
d. Perempalan, Perempelan
dilakukan terhadap tunas/cabang air yang bukan merupakan cabang utama.
e. Pemupukan, Pemupukan
diberikan sebanyak 3 kali, yaitu 20 hari setelah ditanam, tanaman berusia 40
hari (ketika akan melakukan penjarangan buah) dan pada saat tanaman berusia 60
hari (saat menginjak proses pematangan). Caranya sebarkan secara merata di atas
tanah bedengan pada pinggiran kiri dan kanannya (10–15 cm). Kemudian tanah
dibalik dengan hati-hati supaya tidak merusak perakaran tanaman, dan agar pupuk
tersebut bisa aman terpendam dalam tanah. Untuk memudahkan dalam pemupukan,
dibuat data mengenai rangkaian pemupukan sejak awal.
a) Pupuk kandang/kompos: pupuk
dasar=10–20 ton/ha.
b) Urea: pupuk dasar=440 kg/ha; pupuk
susulan I=330 kg/ha; pupuk susulan II=220 kg/ha; pupuk susulan III=440 kg/ha.
c) TSP: pupuk dasar=1.200 kg/ha; pupuk
susulan I=220 kg/ha; pupuk susulan II=550 kg/ha.
d) KCl: pupuk dasar=330-440 kg/ha;
pupuk susulan II=160 kg/ha. Keterangan pupuk dasar: pemupukan pada pengolahan
tanah (sebelum tanam); pupuk susulan I : umur ± 20 hari; pupuk susulan II: umur
+ 40 hari; pupuk susulan III: umur + 60 hari.
6) Pengairan dan
Penyiraman
a)
Pengairan, Tanaman melon menghendaki udara yang kering untuk pertumbuhannya,
tetapi tanah harus lembab. Pengairan harus dilakukan jika hari tidak hujan.
Pengairan dilakukan pada sore atau malam hari.
b)
Penyiraman, Tanaman di siram sejak masa pertumbuhan tanaman, sampai tanaman
akan dipetik buahnya. Saat menyiram jangan sampai air siraman membasahi daun
dan air dari tanah jangan terkena daun dan buahnya. Tujuannya adalah supaya
tanaman tidak dijangkiti penyakit yang berasal dari percikan tersebut, kalau
daun basah kuyup akan mengundang jamur sangat besar. Penyiraman dilakukan
pagi-pagi sekali atau malam hari. Oleh karena itu ada pengairan di sekitar
kebun besar sekali manfaatnya.
7) Waktu Penyemprotan
Pestisida
1.Tindakan preventif, benih direndam
dalam larutan bakterisida Agrimycin (oxytetracycline dan streptomycin sulfate)
atau Agrept (streptomycin sulfate) dengan konsentrasi 1,2 gram/liter dan
penyemprotan bakterisida pada umur 20 HST.
2. Penyemprotan fungisida Previcur N
(propamocarb hydrochloride) dengan konsentrasi 2–3 ml/liter apabila serangan
telah melewati ambang ekonomi.
3. Fungisida Derasol 500 SC
(carbendazim) dengan konsentrasi 1–2 ml/liter. Pangkal batang yang terserang
dioles dengan larutan fungisida Calixin 750 EC (tridemorph) dengan konsentrasi
5 ml/liter.
3.1. Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan Melon
Ada
beberapa Hama Dan Penyakit Pada Tumbuhan Melon yaitu :
a) Hama
1) Kutu Aphis (Aphis
gossypii Glover )
Ciri: mempunyai getah
cairan yang mengandung madu dan di lihat dari kejauhan mengkilap. Aphis muda
berwarna kuning, sedangkan yang dewasa mempunyai sayap dan berwarna agak
kehitaman. Gejala: daun tanaman menggulung, pucuk tanaman menjadi kering akibat
cairan daun dihisap hama. Pengendalian: (1) gulma selalu dibersihkan agar tidak
menjadi inang hama; (2) semprot Pestona atau Natural BVR.
2) Thrips (Thrips
parvispinus Karny)
Ciri: menyerang saat
fase pembibitan sampai tanaman dewasa. Nimfa berwarna kekuning-kuningan dan
dewasa berwarna coklat kehitaman. Serangan dilakukan di musim kemarau. Gejala:
daun muda atau tunas baru menjadi keriting, dan bercak kekuningan; tanaman
keriting dan kerdil serta tidak dapat membentuk buah secara normal. Gejala ini
harus diwaspadai karena telah tertular virus yang dibawa hama thrips.
Pengendalian: menyemprot dengan Pestona atau Natural BVR.
b) Penyakit
1)
Layu Bakteri, Penyebab: bakteri Erwina tracheiphila E.F.Sm. Penyakit ini dapat
disebarkan dengan perantara kumbang daun oteng-oteng (Aulacophora femoralis
Motschulsky). Gejala: daun dan cabang layu, terjadi pengerutan pada daun, warna
daun menguning, mengering dan akhirnya mati; daun tanaman layu satu per satu,
meskipun warnanya tetap hijau. Apabila batang tanaman yang dipotong melintang
akan mengeluarkan lendir putih kental dan lengket bahkan dapat ditarik seperti
benang. Pengendalian: penggunaan Natural GLIO sebelum tanam.
2)
Penyakit Busuk Pangkal Batang (gummy stem bligt), Penyebab: Cendawan
Mycophaerekka melonis (Passerini) Chiu et Walker. Gejala: pangkal batang
seperti tercelup minyak kemudian keluar lendir berwarna merah coklat dan
kemudian tanaman layu dan mati; daun yang terserang akan mengering.
Pengendalian: (1) penggunaan mulsa PHP untuk mencegah kelembaban di sekitar
pangkal batang dan mencegah luka di perakaran maupun pangkal batang karena
penyiangan; (2) daun yang terserang dibersihkan. (3) gunakan Natural GLIO
sebelum tanam sebagai pencegahan.
c)
Gulma
Gulma (tumbuhan
pengganggu) merugikan tanaman, karena bersaing zat hara, tempat tumbuh dan
cahaya. Pencabutan gulma harus dilakukan sejak tumbuhan masih kecil, karena
jika sudah besar akan merusak perakaran tanaman melon.
4.1 Proses Pengolahan Panen Dan
Pasca Panen Tumbuhan Melon
4.1.1.
Proses Pengolahan Panen
·
Ciri dan Umur PanenTanda/Ciri Penampilan
Tanaman Siap Panen dapat dilihat dari :
a. Ukuran
buah sesuai dengan ukuran normal
b. Jala/Net
pada kulit buah sangat nyata/kasar
c. Warna
kulit hijau kekuningan.
d. Umur
Panen + 3 bulan setelah tanam.
e. Waktu
Pemanenan yang baik adalah pada pagi hari
·
Cara Panen di lakukan dengan cara :
a) Potong
tangkai buah melon dengan pisau, sisakan minimal 2,0 cm untuk memperpanjang
masa simpan buah.
b) Tangkai
dipotong berbentuk huruf "T" , maksudnya agar tangkai buah utuh.
c) Pemanenan
dilakukan secara bertahap, dengan mengutamakan buah yang benar-benar telah siap
dipanen.
d) Buah
yang telah dipanen disortir. Kerusakan buah akibat terbentur/cacat fisik
lainnya, sebaiknya dihindari karena akan mengurangi harga jual.
·
Periode Panen
Panen dilakukan secara bertahap, dengan
mengutamakan buah yang benar-benar telah siap panen. Seandainya dalam jangka
waktu 3-5 bulan mendatang harga melon diramalkan jatuh. Maka alternatif untuk
rotasi tanaman yang dapat menggunakan lahan bekas menanam melon adalah cabai.
Karena lahan yang tersedia tidak perlu diubah. Hanya mulsa PHP dibuka dan dosis
pemupukan ditambahkan 50%.
Bila dalam jangka waktu 4 bulan berikutnya
dinyatakan harga melon meningkat, maka lahan bekas sawah ditanami padi terlebih
dahulu untuk satu
musim tanam. Alasannya adalah dari
segi kormesial tanaman padi kurang menguntungkan, tapi dari segi pemutusan
siklus hidup hama dan penyakit sangat menguntungkan. Hal ini disebabkan karena
hama dan penyakit yang mengisap oksigen (aerob) akan mati dengan kondisi tanah
yang terendam air (anaerob). Setelah menanam padi selesai, tanaman melon yang
ditanam akan berproduksi tinggi dengan risiko serangan hama dan penyakit yang
lebih rendah.
4.1.2. Proses Pengolahan PascaPanen
Pascapanen merupakan serangkaian
kegiatan yang dilakukan setelah melon dipanen. Kesalahan penanganan dalam
pascapanen akan mempengaruhi kualitas/penampilan buah melon.
·
Tahap Pengumpulan Buah-buah melon yang
telah dipanen dikumpulkan pada suatu tempat untuk segera disortir. Saat panen
kerusakan buah sebaiknya dihindari akibat terbentur atau cacar fisik lainnya,
karena akan mengurangi harga jual terutama untuk konsumsi pasar swalayan.
·
Tahap Penyortiran dan Penggolongan Melon
yang telah dipanen, diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat kemudian di
sortasi. Buah yang sehat dan utuh dipisahkan dari buah yang cacat fisik maupun
cacat karena serangan hama dan penyakit. Buah melon yang berkualitas bagus
kemudian di lakukan penggolongan melon berdasarkan tiga kelas.
a)
Kelas M1 yaitu melon berbobot 1,5
kg/lebih jaring berbentuk sempurna.
b)
Kelas M2 yaitu melon berbobot 1–1,5 kg
jaringnya terbentuk hanya 70% saja.
c)
Kelas M3 yaitu bobot buahnya bervariasi
dengan jaring sedikit atau tidak berbentuk sama sekali. Hal ini terjadi karena
tanaman belum saatnya dipanen tapi telah mati terlebih dahulu akibat serangan
hama.
·
Tahap Penyimpanan Buah melon yang sudah
dipetik, tidak boleh ditumpuk satu sama lain, dan buah yang belum terangkut
dapat disimpan dalam gudang penyimpanan. Buah ditata secara rapi dengan
dilapisi jerami kering. Tempat penyimpanan buah harus bersih, kering dan bebas
dari hama seperti kecoa atau tikus. Melon yang sudah terlalu masak jangan
disatukan dengan buah yang setengah masak (mengkal). Bila ada buah yang mulai
busuk harus di jauhkan dari tempat penyimpanan.
·
Tahap Pengemasan dan Pengangkutan Kemasan
untuk melon dapat dibuat dari kayu biasa dan banyak memiliki lubang angin. Cara
menyusunnya, bagian dasar kotak diberi jerami kering yang cukup tebal, kemudian
melon diberikan jerami juga di bagian atas buahnya. Sebelum kotak ditutup, buah
melon diberi lapisan jerami lagi. Selain dari kotak, pengemasan bisa juga
menggunakan rajutan benang yang mirip jala, kemudian dimasukkan dalam kemasan
karton. Dalam karton masih dilapisi dengan jerami kering atau kertas hancuran.
Dengan kemasan seperti ini akan lebih terjamin dibanding dengan menggunakan
kotak dari kayu (cara tradisional).
Kendaraan yang
digunakan untuk mengangkut buah melon yang akan dibawa ke pasar tergantung
jarak yang ditempuh. Buah yang akan di ekspor biasanya dipak secara khusus
dengan peti kemas yang terbuat dari kayu, karton atau kotak plastik. Di kargo
pesawat, peti kemas melon dimasukkan ke dalam kontainer pendingin agar buah
tetap segar jika sampai ke tempat tujuan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman buah
termasuk famili Cucurbitaceae, banyak yang menyebutkan buah melon berasal dari
Lembah Panas Persia atau daerah Mediterania yang merupakan perbatasan antara
Asia Barat dengan Eropa dan Afrika. Dan tanaman ini akhirnya tersebar luas ke
Timur Tengah dan ke Eropa. Pada abad ke-14 melon dibawa ke Amerika oleh
Colombus dan akhirnya ditanam luas di Colorado, California, dan Texas. Akhirnya
melon tersebar keseluruh penjuru dunia terutama di daerah tropis dan subtropis
termasuk Indonesia. Buah melon dimanfaatkan sebaga makanan buah segar dengan
kandungan vitamin C yang cukup tinggi.
Dengan melalukan budidaya melon yang tepat dan
benar dapat menghaslikan melon yang berkualitas dan bernilai jual yang tinggi.
3.2. Saran
Dalam penulisan
makalah ini, penulis menyadari bahwa terdapat banyak kesalahan baik dari
segi kalimat maupun kata-kata, untuk itu
penulis menharabkan keritikan dan saran
yang bersifat membangun untuk kesumpurnaan makalah ini di kemudia hari. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan pembaca pada umumnya.
1 komentar:
kasih sumbernya dong kak
Posting Komentar